“Bambu Petung (Perring Pettung) ini terdapat di Dusun Batu Massompo Wilayah Komunitas Masyarakat Adat Barambang Katute”/foto:Khaeruddin
AMAN SINJAI, Rumpun bambu yang tumbuh dikedua sisi jalan ini berfungsi sebagai penyangga untuk menahan tanah longsor. Karena pada umumnya jalan di komuitas Masyarakat Adat Barambang Katute berada pada kemiringan yang terdiri dari deretan pegunungan rawan longsor. Sebab itu jalan yang berada dilereng-lereng gunung ini menggunakan bambu sebagai penyangga, karena bambu memiliki akar yang kuat dalam mengikat tanah.
Sejak dahulu kala bambu sudah menjadi bagian dari tanaman terpenting bagi Masyarakat disini.
Karenanya di wilayah ini tumbuh berbagai jenis bambu yang dibudi dayakan masyarakat untuk menyesuaikan masing-masing kebutuhan. Untuk itu Setiap bambu memiliki jenis dan ukuran diameter berbeda. Saat ini terdapat lima jenis bambu yang masih tumbuh dan terjaga kelestariannya yaitu pettung, perring, aho’, tellang, dan hulo.
Adapun jenis bambu dan fungsinya di kehidupan sehari-hari Masyarakat Adat diantaranya.
Pettung ini merupakan jenis bambu dengan diameter terbesar diantara bambu lainnya, biasanya digunakan untuk membuat tiang rumah, jembatan penyeberangan, juga dijadikan pagar di pinggir kebun untuk mengantisipasi gangguan babi pada tanaman jagung, padi, dan sayur-sayuran.
Perring bambu perring ini diameternya lebih kecil dari pettung, Masyarakat disini biasanya
menggunakan perring untuk membuat rumah bambu yang dikombinasikan dengan pettung. Rebung dari bambu jenis perring ini juga biasanya dikomsumsi sebagai sayur karena memiliki tekstur yang lebih halus dari jenis bambu lainnya.
Aho’ jenis bambu ini memiliki dua warna yaitu hijau dan kuning. Memiliki batang tebal yang cukup kuat dan keras meskipun diameternya hampir sama dengan perring. Jenis bambu ini biasanya digunakan untuk membuat “Rakkala” (Alat yang digunakan untuk menggarap sawah dengan menggunakan tenaga sapi).
Tellang, dengan tekstrunya yang tipis dan bobotnya yang cukup ringan maka jenis bambu ini biasanya digunakan untuk membuat hala suji saat ada pesta pernikahan. Hala suji merupakan anyaman bambu yang biasanya digunakan sebagai interior pada gerbang rumah tempat berlangsungnya pesta pernikahan, interior pada tangga, dan interior pada dinding kursi persandingan pengantin. Jenis bambu ini juga biasanya digunakan untuk membuat leman. Dan Jenis bambu ini juga yang digunakan sebagai wadah pembungkus tembakau gulung.
Selanjutnya hulo, jenis bambu ini merupakan bambu dengan diameter terkecil diantara empat jenis bambu diatas, Diameternya yang kecil dan tipis menjadikan hulo sangat tajam. Hulo ini biasanya digunakan untuk membuat seruling.
Saat ini jumlah sebaran bambu hampir ada di tiap lokasi perkebunan Wilayah Masyarakat Adat Barambang Katute yang terdiri dari dua desa, Barambang dan Katute.
Ketika saya melihat persebarannya ternyata sejak dahulu Masyarakat disini sudah berkontribusi dalam menjaga alam dengan menjadikan bambu sebagai tanaman konservasi hal itu terbukti dengan ditemukannya rumpun pohon bambu tua yang rata-rata terletak di pinggiran daerah aliran sungai.
Sebagai upaya untuk meneruskan kontribusi yang telah dilakukan dimasa lalu maka setiap individu tentunya mesti memiliki komitment untuk ikut terlibat dalam membudidayakan tanaman bambu yang ternyata juga memiliki kemampuan menyimpan cadangan air dalam tanah.
Selain itu di era perkembangan zaman seperti sekarang ini kemampuan manusia dalam memanfaatkan pohon bambu juga semakin meningkat dengan menggunakan bambu sebagai media untuk mengaplikasikan kreatifitas seni yang bernilai rupiah dengan ukiran dan pahatan yang menarik.
Jika potensi ini dilirik dan ikut dimanfaatkan kemungkinan kedepannya dapat menambah pendapatan ekonomi Masyarakat Adat Barambang Katute, yang tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak.